IQNA

Wawancara IQNA dengan Asmaa Adra;

Kedudukan Alquran di Tengah-tengah Umat Muslim Norwegia/ Saya Murid Sekolah Ayahku

3:09 - April 25, 2018
Berita ID: 3472122
NORWEGIA (IQNA) - Delegasi Norwegia yang berpartisipasi dalam musabaqoh internasional Alquran perempuan kedua di Teheran, mengatakan ada beberapa pertemuan Alquran diselenggarakan di Norwegia dan masjid-masjid di negara itu memiliki program khusus untuk mengajarkan Alquran.

Kedudukan Alquran di Tengah-tengah Umat Muslim Norwegia/ Saya Murid Sekolah Ayahku

Asmaa Fadi Adra, hafizah seluruh Alquran dan delegasi Norwegia dalam musabaqoh internasional Alquran perempuan kedua di Teheran, saat wawancara dengan IQNA, dengan memperkenalkan dirinya mengungkapkan, saya Asmaa Adra dari Lebanon dan saya berumur 25 tahun. Dengan bantuan ayah, saya berhasil menghafal Alquran pada usia 12 tahun, dan berupaya menghafal Alquran selama sekitar tujuh tahun. Ketika saya menghafal Alquran keseluruhannya, saya pergi ke pusat Alquran untuk mendapatkan ijazah hafalan dan sayapun mendapatkan ijazah tersebut.

“Ayah saya adalah seorang imam masjid yang tertarik pada Alquran dan kegiatan Alquran, dan sejatinya adalah ustadku dalam menghafal dan mempelajari Alquran dan mengajar saya sejak dari awal menghafal Alquran,” tegas Asmaa.

Dia mengatakan tentang sejarah menghadiri musabaqoh internasional Alquran. “Saya sudah berpartisipasi dalam musabaqoh Alquran untuk perempuan di Dubai sebelumnya dan saya bersyukur kepada Allah karena menyabet peringkat kelima,” ucapnya.

Perbandingan Musabaqoh Iran dan Emirat

Asmaa Adra dengan membandingkan musabaqoh Quran Iran dengan musabaqoh Quran Dubai, menambahkan, Iran dalam bidang ini adalah sebuah negara perintis dan saya tidak berpikir akan dapat menyelenggarakan musabaqoh dalam tingkat ini.

“Meskipun musabaqoh Dubai telah diakui di dunia Islam, dan bahkan beberapa dari mereka menganggap musabaqoh terbaik Alquran, namun menurut saya musabaqoh Iran memiliki tingkat yang tinggi dan dapat dikatakan setara dengan acara Quran perempuan di Dubai,” lanjut Adra.

Hafizah Quran Norwegia ini mengisyaratkan atensi masyarakat Norwegia pada Alquran dan mengatakan, ada masjid di Norwegia yang memiliki program khusus untuk pengajaran Alquran dan diselenggarakan banyak pertemuan dan majelis keakraban dengan Alquran di negara ini dan masyarakat Norwegia memiliki atensi khusus dengan Alquran.

Dia menambahkan, pemerintah Norwegia menghormati kebebasan berekspresi dan berkeyakinan dan kami umat muslim tidak memiliki batasan pada praktik agama dan mendapati hak-hak khusus kami.

Asmaa untuk pertama kalinya mengunjungi Iran dan berpartisipasi dalam musabaqoh negara Iran. Menurutnya,  Iran adalah sebuah negara yang aman dan kawasan yang penuh berkah dengan keramahan warga, kami menyaksikan keramahtamahan ini pada saat sambutan penyelenggara musabaqoh kepada para partisipan.

Saya Menyanjung Gaya al-Hussary

Dalam tilawah ia menyanjung gaya Mahmoud Khalil al-Hussary. Ia mengatakan, "Sejak mulai menghafal ayat-ayat Alquran, saya sangat tertarik dengan gaya tilawah qori Mesir ini, karena kualitas tinggi qiraat, pelaksanaan baik dan suara indah Syaikh al-Hussary,” ucapnya.

Asmaa Adra mengatakan, semua tokoh kenamaan Mesir sangat menonjol dalam qiraat, dan memiliki fitur dan keistimewaan khusus mereka sendiri. Saya juga mendengarkan tilawah para qori Mesir lainnya.

“Saya suka tilawah Syaikh al-Hussary, namun ini tidak berarti rendahnya tingkat tokoh kenamaan dan qori Mesir lainnya, dan itu adalah pandangan pribadi saya,” tegas Asmaa.

Pendidikan Virtual Quran, Ya atau Tidak?

Delegasi Norwegia dalam musabaqoh Alquran perempuan Teheran dengan menjelaskan pandangannya terkait pendidikan Alquran di dunia maya yang memiliki pendukung dan lawan tersendiri, mengungkapkan, saya belum mengalami ruang ini untuk mempelajari Alquran, namun menurut saya, dalam ruang seperti itu, ustad akan mengajarkan pelajaran kepada qori atau  hafiz Quran dan dia mempelajarinya sesuai dengan rekomendasi dan ajaran dari sang ustad dan sang ustad juga memberikan poin-poin yang diperlukan untuk para pengguna yang tertarik untuk mempelajari Alquran.

“Saya tidak menentang penggunaan jaringan sosial dan dunia maya untuk belajar Alquran, meskipun ruang ini tidak memiliki fitur ruang nyata, yaitu kehadiran dan hubungan langsung antara murid dan guru,” lanjutnya.

Asmaa Adra menyatakan, saya benar-benar menyukai pelatihan secara langsung, dan saya percaya bahwa dunia maya cocok untuk mereka yang tidak bisa mempelajari Alquran secara langsung.

Di penghujung, Asmaa mengharap bahwa dirinya akan dapat menyabet peringkat di musabaqoh Alquran Iran dan sukses dalam acara ini.

 

http://iqna.ir/fa/news/3708173

 

 

 

Kunci-kunci: norwegia ، wawancara ، iqna
captcha