IQNA

Jalan Petunjuk Menurut Amirul Mukminin (as)

10:09 - October 17, 2022
Berita ID: 3477464
TEHERAN (IQNA) - Amirul Mukminin (as) mengatakan bahwa jalan petunjuk terbuka bagi manusia, Allah adalah pemberi petunjuk dan Alquran adalah kitab petunjuk. Oleh karena itu, seseorang harus mendengarkan, merenungkan dan mengamalkan apa-apa yang dihasilkan dari merenungkan firman Allah swt.

Imam Ali (as) mengatakan dalam khotbahnya dalam menggambarkan orang-orang bertakwa: "Mereka mewakafkan pendengaran mereka untuk pengetahuan yang bermanfaat bagi mereka". Meskipun kalimat ini pendek, namun mengandung pesan penting; Pertama, orang bijak tidak berhak mendengarkan omong kosong dan apa yang tidak menambah kesadaran manusia. Telinga ini adalah nikmat dari nikmat Allah dan pendengaran juga merupakan anugerah dari karunia-Nya.

Kita membaca dalam Alquran bahwa para penghuni neraka akan berkata pada Hari Pembalasan:

وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ

Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala". (QS. Al-Mulk: 10). 

Alquran memiliki banyak referensi tentang poin ini bahwa manusia meletakkan penyumbat di telinga mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar kebenaran Ilahi.

Amirul Mukminin (as) mengatakan: “Hai manusia, semua yang diperlukan untuk bimbingan Anda telah ditunjukkan kepada Anda dengan syarat Anda membuka mata Anda, dan segala sesuatu telah dibacakan di telinga Anda dengan syarat Anda melepaskan penyumbat dari telinga Anda.”

Amirul Mukminin (as) mengatakan bahwa jalan petunjuk terbuka bagi manusia, Allah adalah pemberi petunjuk dan Alquran adalah kitab petunjuk. Karenanya, seseorang harus mendengarkan, merenungkan dan mengamalkan apa-apa yang dihasilkan dari merenungkan firman Allah. (HRY)

* Diambil dari kata-kata Seyed Hamid Khoei, ulama dan peneliti Nahjul Balaghah

 

captcha