IQNA

Apa Itu Alquran/ 31

Alquran, Jalan Mengenal Sifat Allah swt

15:57 - September 20, 2023
Berita ID: 3478952
TEHERAN (IQNA) - Sepanjang sejarah, salah satu persoalan yang banyak diperbincangkan di kalangan ilmuwan dan filosof adalah persoalan mengetahui sifat-sifat Tuhan. Karena pembahasan ini merupakan salah satu persoalan yang berada di ambang keimanan dan kekafiran dan sewaktu-waktu seseorang bisa kehilangan dunia dan akhirat jika tergelincir sedikit saja, maka sangat penting untuk mengetahui pandangan wahyu mengenai persoalan ini.

Setelah mengumpulkan dan mengkategorikan ayat-ayat Alquran berdasarkan topik, kita menyadari bahwa Tuhan telah mendedikasikan sebagian asma’ dan sifat-sifat-Nya dalam Alquran, dan memperkenalkan diri-Nya di dalamnya. Sebagai contoh, salah satu ayat disebutkan:

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat.” (QS. Asy-Syura: 11)

Dalam khotbah Nahjul Balagha ke-91, Imam Ali (as) menyatakan kaidah umum bagi manusia, yaitu mencegah mereka terjerumus ke dalam sumur kesesatan dan memberi petunjuk kepada mereka. Imam berkata tentang sifat-sifat ketuhanan:

فَانْظُرْ أَيُّهَا السَّائِل! فَمَا دَلَّکَ الْقُرْآنُ عَلَيْهِ مِنْ صِفَتِهِ فَأئْتَمَّ بِهِ

Wahai orang yang bertanya tentang sifat-sifat Allah! Perhatikan baik-baik, ikuti apa yang dinyatakan Alquran tentang sifat-sifatnya”. Menurut kaidah ini, merasa puas dengan apa yang telah dibawa oleh Alquran dan maksum tentang sifat-sifat Tuhan. Ini adalah hal terakhir yang wajib dilakukan manusia. Oleh karena itu, seseorang harus mengetahui batasannya dan tidak melangkah melampauinya.

Sifat-sifat Tuhan tidak terbatas, yang berarti kita tidak dapat menetapkan batasan atas kebaikan dan keadilan Tuhan serta mengatakan bahwa Tuhan hanya baik dan adil sebatas itu. Manusia bahkan tidak dapat memahami sifat-sifat Tuhan yang tidak terbatas dalam arti sebenarnya. Jadi bagaimana dia bisa berbicara tanpa bimbingan Alquran dan para maksumin?

Salah satu bahaya yang mengancam seseorang yang tidak mempunyai petunjuk (Alquran dan Para Maksum) adalah bahaya terjerumus ke dalam sumur penyerupaan (tasybih). Tasybih adalah sebagian orang menganggap sifat-sifat Tuhan sama dengan sifat-sifat manusia, dan karena sifat-sifat tersebut banyak yang terbatas pada manusia, maka mereka juga membatasi Tuhan.

Atau mereka memberikan sifat-sifat kepada Allah dimana sifat-sifat itu meniscayakan kekurangan pada Allah. Misalnya, mereka beranggapan bahwa Tuhan berbentuk seperti tubuh manusia (Dia mempunyai lengan, kaki, dll.) dan Dia terbatas dalam waktu, ruang dan bentuk.

Sedangkan jika kita memperhatikan kaidah yang disebutkan oleh Amirul Mukminin ini, kita akan menyadari bahwa berpendapat seperti itu tentang Tuhan adalah hal yang tertolak dan salah. Karena ada ayat dalam Alquran yang mengatakan tentang Tuhan:

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ

Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia”.

Oleh karena itu, menurut kaidah, kita harus melangkah sejauh yang ditunjukkan oleh Alquran dan para Maksimum untuk mengetahui sifat-sifat Tuhan. Tidak kurang dan tidak lebih. (HRY)

 

captcha