IQNA

Penistaan Kesucian Alquran di Swedia

7:44 - April 13, 2024
Berita ID: 3479909
IQNA - Pada hari pertama Idul Fitri, mushaf Alquran dibakar di depan sebuah masjid di Stockholm, Swedia.

Menurut Iqna, mengutip El Coombs, pada hari umat Islam merayakan Idul Fitri di Swedia, dua orang membakar mushaf Alquran di luar masjid Stockholm setelah mendapat izin berkumpul.

Dengan kehadiran polisi di tempat, dua orang diperbolehkan mengadakan perkumpulan.

Para pengurus masjid ini mengungkapkan kekecewaannya atas dikeluarkannya izin seperti itu oleh polisi Swedia.

Dalam keterangannya disebutkan: Masjid Stockholm mengungkapkan kekecewaannya karena polisi kembali mengizinkan dua orang membakar Alquran di depan Masjid Stockholm pada Idul Fitri. Ini adalah tahun kedua berturut-turut seseorang membakar Alquran di depan pengunjung masjid pada salah satu hari raya terpenting dalam kalender Islam, yang merupakan perayaan seluruh umat Islam. Kami percaya bahwa jamaah kami, terutama anak-anak, tidak dapat diterima jika melihat pemandangan yang tidak menyenangkan ini, dan kami juga khawatir bahwa pembakaran Alquran di depan masjid pada hari raya Islam akan menjadi sebuah norma baru.

Di bagian lain pernyataan ini disebutkan, dalam beberapa bulan terakhir, masjid Stockholm telah terkena segala jenis kejahatan rasial. Jendela-jendela masjid berulang kali dipecah, pintu masuk dicat dengan swastika dan surat-surat berisi pesan-pesan berbasis kebencian dikirim ke masjid. Kita melihat bagaimana suasana sosial telah berubah dan bagaimana rasisme terhadap umat Islam semakin meningkat. Pembakaran Alquran merupakan pukulan lain terhadap kebebasan beragama.

Pernyataan ini menambahkan, polisi memberi tahu pihak berwenang di masjid ini bahwa mereka telah mengeluarkan izin untuk pertemuan ini dan yakin bahwa tidak ada dasar hukum untuk mencegahnya. Kami mengutuk keras penggunaan masjid sebagai tempat untuk mengekspresikan kebencian yang merusak. Pembakaran Alquran di luar masjid tidak boleh dianggap sebagai “kritik terhadap agama” atau ekspresi kebebasan berpendapat, melainkan tindakan yang bertujuan menghasut kelompok lain yang sudah dilarang oleh undang-undang.

Di akhir pernyataan ini disebutkan, ancaman terhadap masjid kita dan hasutan terhadap umat Islam harus ditanggapi dengan serius. Keamanan umat Islam Swedia pada umumnya dan masjid pada khususnya harus menjadi agenda politik utama. Kita menyaksikan meningkatnya ancaman terhadap masjid yang pada dasarnya berakar pada rasisme anti-Islam dan mendapat tempat dalam perdebatan media dan wacana politik. Inilah saatnya untuk menjadikan kejahatan rasial ini sebagai prioritas sehingga kita dapat merasa aman dalam kebebasan beragama. Pertemuan seperti itu bertentangan dengan nilai-nilai bersama yaitu toleransi, rasa hormat, dan koeksistensi secara damai. (HRY)

 

4209904

Kunci-kunci: penistaan ، kesucian alquran ، swedia
captcha